Sunday, July 17, 2011

Apakah mesin diesel bisa menggunakan bensin?

Sengaja saya mengupload tulisan ini, karena mungkin banyak orang yang bertanya apakah mesin diesel yang biasanya menggunakan minyak solar, tetapi apakah bisa menggunakan bensin sebagai bahan bakarnya? Tetapi mungkin belum ketemu jawabannya. Saya sendiri belum pernah mencobanya, tapi saya akan mengulas secara teknis aja.
Karena secara konstruksi dan prinsip antara mesin diesel dan mesin bensin hampir mirip. Perbedaaanya hanya pada adanya busi pada mesin bensin tetapi pada mesin diesel tidak menggunakan busi. Pada mesin bensin yang konvensional tidak ada injektor, sedangkan pada mesin diesel pasti menggunakan injektor untuk memasukkan bahan bakarnya.
Mesin bensin memasukkan bahan bakar dalam hal ini bensin melalui alat yang bernama karburator. Karburator berfungsi untuk mengkabutkan bensin yang kemudian masuk ruang bakar melalui katup isap ( intake valve ). Ketika terjadi langkah kompresi pada mesin bensin, temperatur yang dicapai dari hasil kompresi pada posisi TDC masih jauh dibawah titik nyala bensin. Sehingga tidak akan mungkin terjadi pembakaran, karena syarat pembakaran kurang satu dari ketiga syarat pembakaran. Syarat pertama adanya bahan bakar dalam hal ini bensin, yang kedua oksidator (udara), dan yang belum terpenuhi adalah panas untuk mencapai titik nyala bensin. Dan sebagai pemicu panas adalah nyala busi. Biasanya busi mulai menyala pada sesaat sebelum TDC. Posisi derajat pada saat busi menyala sebelum TDC tergantung pada desain pembuat atau pemodif mesin, tergantung pada kecepatan efesien kegunaan mesin bensin itu sendiri.
Mesin diesel memasukkan bahan bakar dalam hal ini minyak solar melalui alat yang bernama injektor. Injektor berfungsi sebagai pengkabut bahan bakar. Perbedaan dari injector dengan karburator adalah tempat keluarnya hasil pengkabutannya langsung ke ruang bakar dan juga memerlukan pompa dengan tekanan yang sangat tinggi. Penyemprotan bahan bakar melalui injektor dilakukan pada sesaat sebelum TDC pada akhir langkah kompresi mesin diesel. Posisi derajat penyemprotan oleh injektor sebelum TDC pada akhir langkah kompresi tergantung pada desain pabrikan. Misalnya pada mesin diesel untuk pembangkit listrik dengan putaran nominal yang berbeda. Semakin cepat putaran nominal semakin besar posisi derajat penyemprotan injektor.
Syarat ketiga yaitu panas pada pembakaran yang terjadi pada mesin diesel, sebagai hasil dari langkah kompresi mesin diesel itu sendiri. Dengan rasio kompresi 1:13 sampai 1:24 yang jauh lebih tinggi dari rasio kompresi mesin bensin, temperatur yang dihasilkan pada akhir langkah kompresi telah melampaui titik nyala bahan bakar. Sehingga menyinggung pertanyaan diatas, apakah mesin diesel bisa menggunakan bensin? Jawabannya adalah tergantung pada apakah temperatur yang dihasilkan pada langkah kompresi mesin diesel di atas titik nyala bensin. Sebagai bayangan semakin tinggi rasio kompresi suatu mesin diesel maka akan semakin tinggi pula temperatur yang akan dihasilkan pada akhir langkah kompresi. Dan ternyata tidak seperti yang kita bayangkan, walaupun flash point (temperatur di mana bahan bakar mulai menguap) lebih rendah yaitu sedikit di atas temperatur atmosfer berbeda dengan minyak solar menurut MSDS dari pertamina antara 60 deg.C sampai 90deg.C. Akan tetapi  titik nyala bensin lebih tinggi dibandingkan dengan minyak solar yaitu sekitar 500oC dan minyak solar sekitar 350oC.
Jadi jawabannya bisa digunakan dengan asumsi temperatur hasil kompresi mesin diesel di atas titik nyala (autoignition) bensin yaitu lebih besar dari 5000C.
Selamat mencoba dengan memperhatikan KEAMANAN !!!, karena bensin mempunyai flashpoint yang rendah sehingga mudah terbakar.
Kami menunggu kritik dan saran dari anda. Terima kasih

2 comments:

aditiana said...

numpang komentar.
saya pernah mencobanya, waktu itu bensin disemprotkan melalui intake manifold mesin diesel, mesin langsung nyala padahal tidak ada solar yang diinjeksikan. percobaan kedua solar disemprotkan langsung melalui intake manifold ternyata tidak bisa menyala. percobaan terakhir bensin menggantikan langsung bahan bakar solar hasilnya mesin menyala dengan rpm tinggi (tanpa digas) dan menimbulkan suara yang sangat keras sekali (detonansi).
kesimpulan
bensin sangat mudah sekali terbakar dengan cepat sehingga mesin diesel yang menghasilkan kompresi tinggi akan membakar secara spontan bensin seluruhnya di ruang bakar tanpa proses 4 langkah penyalaan yang dimiliki bahan bakar diesel yaitu: Pembakaran tertunda, perambatan api, pembakaran langsung dan pembakaran lanjut.
nah dengan bahan bakar bensin pembakaran loncat menjadi pembakaran langsung hal ini mengakibatkan piston belum sampai ke TMA/TDC sudah digebug (tertekan) pembakaran yang spontan bensin akibatnya timbul detonansi yang keras.

Unknown said...

Benar sekali, bensin dengan flash point di temperatur yang rendah menyebabkan bensin dapat menguap di suhu ruangan, sehingga dapat masuk melalui intake manifold ke ruang bakar bersama dengan udara yang masuk, sehingga di ruang bakar tersedia bahan bakar yang siap terbakar dengan sendirinya jika tercapai temperatur autoignition. sedangkan solar tidak menguap dan terbawa oleh udara masuk ke ruang bakar karena flash pointnya yang tinggi. Untuk menghindari terjadinya ledakan ketika menggunakan bensin, injeksi bensin harus tepat di titik TDC. sehingga tidak terjadi ledakan ketika piston masih bergerak ke TDC. makasih om music corner.

Post a Comment