Bearing merupakan komponen
mesin yang berfungsi untuk mempermudah gerakan rotari dari mesin. Komponen yang
merupakan tempat bertemunya komponen yang berputar dengan komponen mesin yang
statis. Bearing merupakan komponen mesin yang sering diganti sehingga sangat
penting untuk mengetahui standart pembacaan dari kode bearing tersebut. Hanya dengan
melihat diameter shaft dan tipe
bearingnya yang digunakan kita dapat menentukan kode bearingnya. Pengetahuan
ini juga sangat penting untuk keperluan desain mesin sehingga kita dapat
membuat desain shaft dengan standart bearing yang ada. Berikut adalah bagaimana
standart pembacaan kode bearing.
Bearing atau bahasa indonesianya disebut bantalan
merupakan komponen utama penggerak poros yang berputar. Bearing (
Bantalan ) banyak jenis macamnya, mulai dari bantalan bola ( ball bearing),
bantalan jarum (needle bearng), bantalan gesek dan lain sebagainya.
Nah kali ini saya akan membahas sedikit tentang
pengkodean bearing utamanya pada ball bearing yang mungkin lebih sering kita
jumpai pada kendaraan kita sehari-hari.
Coba saya beri contoh mengenai pengkodean bearing (
biasanya kode beairing terbaca di lingkaran bearing ) sebagai berikut :
Kode bearing (bantalan) =
6206ZZ
kode bearing di atas terdiri dari beberapa komponen
yang dapat dibagi-bagi antara lain:
6 = Kode pertama melambangkan Tipe
/jenis bearing
2 = Kode kedua melambangkan seri
bearing
06 =Kode ketiga dan keempat
melambangkan diameter bore (lubang dalam bearing)
ZZ = Kode yang terakhir melambangkan
jenis bahan penutup bearing
a. Kode Pertama (
Jenis Bearing )
Perlu diingat bahwa kode di atas untuk menyatakan pengkodean bearing dalam satuan metric jika anda mendapatkan kode bearing seperti ini = R8-2RS, maka kode pertama ( R) yang menandakan bahwa bearing tersebut merupakan bearing berkode satuan inchi. ke bagian ke 2